Contoh Makalah Radioaktif
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita
panjatkan kehadirat allah SWT, atas limpahan rahmat, karunia, taufik serta
hidayahnya sehingga tugas saya ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya.
Makalah
ini dibuat bukan hanya untuk melengkapi tugas mata pelajaran Fisika saja, tapi
juga diharapkan bisa sebagai pedoman untuk menambah pengetahuan tentang mamfaat
radioaktif dalam teknologi dan kehidupan sehari-hari dan aplikasinya. Saya mengharapkan saran dan
kritik dari guru dan siswa siswi bagi perbaikan penyajian makalah ini. Semoga
makalah ini bermanfaat.
Selong,
12 Januari 2013.
Penyusun
MUH.
ATMA YADIN
ii
DAFTAR
ISI
HALAMAN
JUDUL…………………………………… i
KATA
PENGANTAR…………………………………. ii
DAFTAR
ISI………………………………………........ iii
BAB
I PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang…………………………………………..
B. Tujuan…………………………………………………...
BAB
II PEMBAHASAN
A.Pengertian
Radioaktif…………………………………..
B.Manfaat radioaktif
dalam teknologi dan kehidupan sehari hari…………………………………………………………
C.
Alat-alat Deteksi…………………………………………
BAB
III PENUTUP
A.
Kesimpulan………………………………………………
B.
Saran…………………………………………….
DAFTAR
PUSTAKA…………………………………...
iii
BAB
I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Antoine Henri Becquerel tercatat
sebagai penemu Radioaktif. Lahir di Paris tahun 1852. Pendidikannya
baik, dapat gelar doktor tahun 1888. Tahun 1892 dia jadi guru besar fisika
praktis di Musium Sejarah Alam (Musee d’ Histoire Naturelle) di Paris. Menarik
untuk dicatat, baik kakek maupun bapaknya bukan saja sama-sama ahli fisika
tetapi juga pernah menempati kedudukan yang sama. Anehnya, anaknya pun begitu.
Di tahun 1895 Becquerel jadi gurubesar fisika di perguruan tinggi politeknik.
(Ecole Polytechnique) di Paris. Di sinilah pada tahun 1896 dia membuat penemuan
besar yang membuat namanya kesohor.
Tahun sebelumnya Wilhelm Rontgen menemukan sinar X, satu penemuan yang
menggemparkan masyarakat ilmiah. Rontgen memprodusir sinar X dengan menggunakan
tabung katoda sinar, Becquerel berpikir apakah sinar X tidak bisa diprodusir
dengan kegiatan sinar matahari biasa di atas substansi non-metal. Becquerel
memiliki di laboratoriumnya beberapa kristal “Potasium uranium sulfate” –satu
campuran yang dia tahu non-metalik– dan dia memutuskan melakukan percobaan
dengan itu: pertama, dia menempelkan beberapa kertas hitam tebal di sekeliling
lembaran fotografis untuk meyakinkan tidak ada cahaya yang bisa tampak dapat
mencapai lembaran itu. Lantas dia letakkan kristal non-metalik di atas lembaran
yang tertutup itu dan menyodorkannya ke bawah sinar matahari. Cukup meyakinkan
tatkala kemudian dapat menemukan film fotografis, satu bayangan kristal muncul
di atasnya.
Mulanya Becquerel yakin bahwa dia sudah berhasil menemukan sumber sinar X baru.
Kemudian, secara kebetulan, dia menemukan bahwa campuran uranium akan
memasukkan radiasi meskipun tidak disodorkan kepada cahaya yang terbuka. Memang
ada hari-hari di mana buat Becquerel masih samar-samar dan bimbang mengulangi
percobaannya sebagaimana mestinya. Karena itu dia letakkan barang-barangnya
–kristal dan lembaran fotografis yang terbungkus rapi dan hati-hati– jauh-jauh
di lacinya, tanpa terlebih dulu menampakkan kristalnya di bawah cahaya
matahari. Beberapa hari kemudian tak urung dia memutuskan mencuci lembaran
fotografis yang tak terpakai itu. Dia terkejut, lembaran itu menampakkan
bayangan kristal!
Jelaslah apa yang terjadi bukanlah non-metal biasa. Dengan bijak Becquerel
memutuskan mengurungkan proyek aslinya dan menggantinya dengan penyelidikan
fenomena yang aneh yang dialaminya. Segera dia mengetahui bahwa radiasi akan
diteruskan oleh tiap campuran kimiawi uranium bukanlah sinar X. (Untuk
sementara disebut sinar Becquerel). Becquerel juga menemukan bahwa jenis baru
radiasi ini akan diteruskan oleh tiap-tiap kimiawi uranium dan tidak saja oleh
apa yang diselidikinya pertama kali. Kenyataannya, dia menemukan bahwa meskipun
uranium metal mengandung radioaktif. Karena radiasi tidak tergantung samasekali
pada bentuk kimiawi uranium, Becquerel menyadari bahwa radio aktivitas bukanlah
berasal dari kimiawi, tetapi harus dari atom uranium itu sendiri.
Tahun 1896 Becquerel menerbitkan beberapa kertas kerja ilmiah tentang fenomena
yang diketemukannya. Diantara para ilmuwan yang membaca kertas kerja menjadi
tertarik dan kemudian yang melakukan penyelidikan tambahan adalah Marie Curie.
Dia segera mengetahui bahwa unsur “thorium” juga mengandung radioaktif. Bekerja
sama dengan suaminya, Pierre, dia juga menemukan dua hal yang dulunya tidak
dikenal, yaitu “polonium” dan “radium”, keduanya mengandung radioaktif.
(Kebetulan Marie Curie-lah yang pertama kali menggunakan istilah “radio
aktivitas” untuk menjelaskan fenomena itu).
B.
Tujuan
1.Untuk
mengetahui apa itu radioaktif
2. Mengetahui
apakah manfaat radioaktif dalam teknologi dan kehidupan sehari hari
3. Mengindentifikasi dan memberikan gambaran
manfaat dari radioaktif
1
BAB
II
PEMBAHASAN
A.Pengertian Radioaktif
Radioaktif adalah kesimpulan beragam proses di mana sebuah inti
atom yang tidak stabil memancarkan partikel subatomik (partikel radiasi).
Peluruhan terjadi pada sebuah nukleus induk dan menghasilkan sebuah nukleus
anak. Ini adalah sebuah proses acak sehingga sulit untuk memprediksi peluruhan
sebuah atom. Satuan internasional (SI) untuk pengukuran peluruhan
radioaktif adalah becquerel (Bq). Zat
radioaktif dan radioisotop berperan besar dalam ilmu kedokteran yaitu untuk
mendeteksi berbagai penyakit, diagnosa penyakit yang penting antara lain tumor
ganas. Kemajuan teknologi dengan ditemukannya zat radioaktif dan radioisotop
memudahkan aktifitas manusia dalam berbagai bidang kehidupan.
B. Manfaat radioaktif dalam teknologi dan kehidupan sehari hari
Penggunaan
zat-zat radioaktif merupakan bagian dari teknologi nuklir yang relatif cepat
dirasakan manfaatnya oleh masyarakat. Hal ini disebabkan zat-zat radioaktif
mempunyai sifat-sifat yang spesifik, yang tidak dimiliki oleh unusr-unusr lain.
Dengan memanfaatkan sifat-sifat radioaktif tersebut, maka banyak persoalan yang
rumit yang dapat disederhanakan sehingga penyelesaiannya menjadi lebih mudah.
Salah satu sifat dari radioaktif yaitu mampu untuk menembus benda padat. Sifat
ini banyak digunakan dalam teknik radiografi yaitu pemotretan bagian dalam
suatu benda dengan menggunakan radiasi nuklir seperti sinar-x, sinar gamma dan
neutron. Hasil pemotretan tersebut direkam dalam film sinar-x.
Radioaktif merupakan kumpulan beberapa tipe partikel subatom, biasanya disebut
sinar gamma, neutron, elektron, dan partikel alpha. radioaktif itu bersifat
melaju melalui celah/rongga ruang dengan kecepatan tinggi, yaitu sekitar
100,000 mili persekon. tentunya Radioaktif dengan mudah bisa masuk ke tubuh dan
merusak sel alami yang telah disusun tubuh. Ini bisa menyebabkan sel kanker
yang mematikan didalam tubuh kita, dan jika mengenai bagian reproduksi, bisa
merusak generasi manusia.
A. Bidang Kedokteran
Penggunaan radioaktif untuk kesehatan sudah sangat banyak, dan sudah berapa
juta orang di dunia yang terselamatkan karena pemanfaatan radioaktif ini.
Sebagai contoh sinar X untuk penghancur tumor atau untuk foto tulang.
Berdasarkan
radiasinya
1) Sterilisasi radiasi.
Radiasi dalam dosis tertentu dapat mematikan mikroorganisme sehingga dapat
digunakan untuk sterilisasi alat-alat kedokteran. Steritisasi dengan cara
radiasi mempunyai beberapa keunggulan jika dibandingkan dengan sterilisasi
konvensional (menggunakan bahan kimia), yaitu:
a) Sterilisasi radiasi lebih sempurna dalam mematikan mikroorganisme.
b) Sterilisasi radiasi tidak meninggalkan residu bahan kimia.
c) Karena dikemas dulu baru disetrilkan maka alat tersebut tidak mungkin
tercemar bakteri lagi sampai kemasan terbuka. Berbeda dengan cara konvensional,
yaitu disterilkan dulu baru dikemas, maka dalam proses pengemasan masih ada
kemungkinan terkena bibit penyakit.
2) Terapi tumor atau kanker.
Berbagai jenis tumor atau kanker dapat diterapi dengan radiasi. Sebenarnya,
baik sel normal maupun sel kanker dapat dirusak oleh radiasi tetapi sel kanker
atau tumor ternyata lebih sensitif (lebih mudah rusak). Oleh karena itu, sel
kanker atau tumor dapat dimatikan dengan mengarahkan radiasi secara tepat pada
sel-sel kanker tersebut.
3) Penentuan Kerapatan Tulang Dengan Bone Densitometer
Pengukuran kerapatan tulang dilakukan dengan cara menyinari tulang dengan
radiasi gamma atau sinar-X. Berdasarkan banyaknya radiasi gamma atau sinar-X
yang diserap oleh tulang yang diperiksa maka dapat ditentukan konsentrasi
mineral kalsium dalam tulang. Perhitungan dilakukan oleh komputer yang dipasang
pada alat bone densitometer tersebut. Teknik ini bermanfaat untuk membantu
mendiagnosiskekeroposan tulang (osteoporosis) yang sering menyerang wanita pada
usia menopause (matihaid) sehingga menyebabkan tulang muda (Yudhi, 2008).
4) Three Dimensional Conformal Radiotheraphy (3d-Crt)
Terapi radiasi dengan menggunakan sumber radiasi tertutup atau pesawat
pembangkit radiasi telah lama dikenal untuk pengobatan penyakit kanker.
Perkembangan teknik elektronika maju dan peralatan komputer canggih dalam dua
dekade ini telah membawa perkembangan pesat dalam teknologi radioterapi. Dengan
menggunakan pesawat pemercepat partikel generasi terakhir telah dimungkinkan
untuk melakukan radioterapi kanker dengan sangat presisi dan tingkat
keselamatan yang tinggi melalui kemampuannya yang sangat selektif untuk
membatasi bentuk jaringan tumor yang akan dikenai radiasi, memformulasikan
serta memberikan paparan radiasi dengan dosis yang tepat pada target. Dengan
memanfaatkan teknologi 3D-CRT ini sejak tahun 1985 telah berkembang metoda
pembedahan dengan menggunakan radiasi pengion sebagai pisau bedahnya (gamma
knife). Dengan teknik ini kasus-kasus tumor ganas yang sulit dijangkau dengan
pisau bedah konvensional menjadi dapat diatasi dengan baik oleh pisau gamma
ini, bahkan tanpa perlu membuka kulit pasien dan yang terpenting tanpa merusak
jaringan di luar target (Yudhi, 2008).
5) Teknik Pengaktivan Neutron
Teknik nuklir ini dapat digunakan untuk menentukan kandungan mineral tubuh
terutama untuk unsur-unsur yang terdapat dalam tubuh dengan jumlah yang sangat
kecil (Co, Cr, F, Fe, Mn, Se, Si, V, Zn dsb) sehingga sulit ditentukan dengan
metoda konvensional. Kelebihan teknik ini terletak pada sifatnya yang tidak merusak
dan kepekaannya sangat tinggi. Di sini contoh bahan biologik yang akan
diperiksa ditembaki dengan neutron (Yudhi, 2008).
Penggunaan radioaktif dalam bidang kedokteran terutama untuk pendeteksian jenis
kelainan di dalam tubuh dan untuk penyembuhan kanker yang sangat sukar
dioperasi menggunakan metode lama. Prinsip radioaktif ini juga dimanfaatkan
untuk pengetesan kualitas bahan di dalam suatu industri yang dapat dipergunakan
dengan mudah dan dengan ketelitian yang tinggi. Radioisotop yang digunakan dalam
bidang kedokteran dapat berupa sumber terbuka (unsealed source) dan sumber
tertup (sealed source). Ketika radioisotop tersebut tidak dapat dipergunakan
lagi, maka sumber radioaktif bekas tersebut sudah menjadi limbah radioaktif.
Dalam bidang kedokteran, radiografi digunakan untuk mengetahui bagian dalam
dari organ tubuh seperti tulang, paru-paru dan jantung. Dalam radiografi dengan
menggunakan film sinar-x, maka obyek yang diamati sering tertutup oleh jaringan
struktur lainnya, sehingga didapatkan pola gambar bayangan yang didominasi
oleh struktur jaringan yang tidak diinginkan. Hal ini akan membingungkan para
dokter untuk mendiagnosa organ tubuh tersebut. Untuk mengatasi hal ini maka
dikembangkan teknologi yang lebih canggih yaitu CT-Scanner.
Radioisotop Teknesium-99m (Tc-99m) merupakan radioisotop primadona yang
mendekati ideal untuk mencari jejak di dalam tubuh. Hal ini dikarenakan
radioisotop ini memiliki waktu paro yang pendek sekitar 6 jam sehingga
intensitas radiasi yang dipancarkannya berkurang secara cepat setelah selesai
digunakan. Radioisotop ini merupakan pemancar gamma murni dari jenis peluruhan
electron capture dan tidak memancarkan radiasi partikel bermuatan sehingga
dampak terhadap tubuh sangat kecil. Selain itu, radioisotop ini mudah diperoleh
dalam bentuk carrier free (bebas pengemban) dari radioisotop molibdenum-99
(Mo-99) dan dapat membentuk ikatan dengan senyawa-senyawa organik. Radioisotop
ini dimasukkan ke dalam tubuh setelah diikatkan dengan senyawa tertentu melalui
reaksi penandaan (labelling).
Di dalam tubuh, radioisotop ini akan bergerak bersama-sama dengan senyawa yang
ditumpanginya sesuai dengan dinamika senyawa tersebut di dalam tubuh. Dengan
demikian, keberadaan dan distribusi senyawa tersebut di dalam tubuh yang
mencerminkan beberapa fungsi organ dan metabolisme tubuh dapat dengan mudah
diketahui dari hasil pencitraan. Pencitraan dapat dilakukan menggunakan kamera
gamma. Radioisotop ini dapat pula digunakan untuk mencari jejak terjadinya
infeksi bakteri, misalnya bakteri tuberkolose, di dalam tubuh dengan
memanfaatkan terjadinya reaksi spesifik yang disebabkan oleh infeksi bakteri.
Terjadinya reaksi spesifik tersebut dapat diketahui menggunakan senyawa
tertentu, misalnya antibodi, yang bereaksi secara spesifik di tempat terjadinya
infeksi. Beberapa saat yang lalu di Pusat Radioisotop dan Radiofarmaka (PRR)
BATAN telah berhasil disintesa radiofarmaka bertanda teknesium-99m untuk
mendeteksi infeksi di dalam tubuh. Produk hasil litbang ini saat ini sedang
direncanakan memasuki tahap uji klinis.
Sebagai Perunut
Dalam bidang kesehatan radioisotop digunakan sebagai perunut (tracer) untuk
mendeteksi kerusakan yang terjadi pada suatu organ tubuh. Selain itu radiasi
dari radioisotop tertentu dapat digunakan untuk membunuh sel-sel kanker
sehingga tidak perlu dilakukan pembedahan untuk mengangkat jaringan sel kanker
tersebut. Berikut ini adalah contoh beberapa radioisotop yang dapat digunakan
dalam bidang kesehatan (Sutresna, 2007).
2
Contoh radioisotop dalam bidang kedokteran :
• I-131 Terapi penyembuhan kanker Tiroid, mendeteksi kerusakan pada kelenjar
gondok, hati dan otak
• Pu-238 energi listrik dari alat pacu jantung
• Tc-99 & Ti-201 Mendeteksi kerusakan jantung
• Na-24 Mendeteksi gangguan peredaran darah
• Xe-133 Mendeteksi Penyakit paru-paru
• P-32 digunakan untuk pengobatan penyakit polycythemia rubavera, yaitu
pembentukkan sel darah merah yang berlebihan. Didalam penggunaannya P-32
disuntikkan ke dalam tubuh sehingga radiasinya yang memancarkan sinar beta
dapat menghambat pembentukan sel darah merah pada sumsum tulang. Sedangkan,
sinar gamma dapat digunakan untuk mensterilkan alat-alat kedokteran, sebelum
dikemas dan ditutup rapat, misalnya pada proses sterilisasi alat suntik.
Sebenarnya sebelum dikemas, alat suntik sudah disterilkan. Tetapi, pada proses
pengemasan masih mungkin terjadi kontaminasi, sehingga setelah alat suntik
tersebut dikemas dan ditutup rapat perlu dilakukan sterilisasi ulang dengan
menggunakan sinar gamma (Sutresna, 2007).
• Fe-59 Mempelajari pembentukan sel darah merah
• Cr-51 Mendeteksi kerusakan limpa
• Se-75 Mendeteksi kerusakan Pankreas
• Tc-99 Mendeteksi kerusakan tulang dan paru-paru
• Ga-67 Memeriksa kerusakan getah bening
• C-14 Mendeteksi diabetes dan anemia
• Co-60 Membunuh sel-sel kanker
Berbagai jenis radio isotop digunakan sebagai perunut untuk mendeteksi
(diagnosa) berbagai jenis penyakit al: teknesium (Tc-99), talium-201 (Ti-201),
iodin 131(1-131), natrium-24 (Na-24), ksenon-133 (xe-133) dan besi (Fe-59).
Tc-99 yang disuntikkan ke dalam pembuluh darah akan diserap terutama oleh
jaringan yang rusak pada organ tertentu, seperti jantung, hati dan paru-paru
Sebaliknya Ti-201 terutama akan diserap oleh jaringan yang sehat pada organ
jantung. Oleh karena itu, kedua isotop itu digunakan secara bersama-sama untuk
mendeteksi kerusakan jantung.
1-131 akan diserap oleh kelenjar gondok, hati dan bagian-bagian tertentu dari
otak. Oleh karena itu, 1-131 dapat digunakan untuk mendeteksi kerusakan pada
kelenjar gondok, hati dan untuk mendeteksi tumor otak. Larutan garam yang
mengandung Na-24 disuntikkan ke dalam pembuluh darah untuk mendeteksi adanya
gangguan peredaran darah misalnya apakah ada penyumbatan dengan mendeteksi
sinar gamma yang dipancarkan isotop Natrium tsb.
Xe-133 digunakan untuk mendeteksi penyakit paru-paru. P-32 untuk penyakit mata,
tumor dan hati. Fe-59 untuk mempelajari pembentukan sel darah merah.
Kadang-kadang, radioisotop yang digunakan untuk diagnosa, juga digunakan untuk
terapi yaitu dengan dosis yang lebih kuat misalnya, 1-131 juga digunakan untuk
terapi kanker kelenjar tiroid.
Unsur Lain yang Dapat digunakan dalam Bidang Kedokteran
1) Bismuth-213 (46 menit): digunakan untuk terapi alfa ditargetkan (TAT),
terutama kanker, karena memiliki energi tinggi (8.4 MeV).
2) Kromium-51 (28 detik): digunakan untuk label sel darah merah dan menghitung
kerugian protein gastro-intestinal.
3) Cobalt-60 (5,27 tahun): dahulu digunakan untuk radioterapi berkas eksternal,
sekarang lebih banyak digunakan untuk sterilisasi
4) Disprosium-165 (2 jam): digunakan sebagai hidroksida agregat untuk perawatan
synovectomy arthritis.
5) Erbium-169 (9,4 detik): digunakan untuk menghilangkan rasa sakit arthritis
di sendi sinovial.
6) Holmium-166 (26 jam): dikembangkan untuk diagnosis dan pengobatan tumor
hati.
7) Iodine-125 (60 detik): digunakan dalam brachytherapy kanker (prostat dan
otak), juga diagnosa untuk mengevaluasi tingkat filtrasi ginjal dan untuk
mendiagnosis deep vein thrombosis di kaki. Hal ini juga banyak digunakan dalam
radioimmuno-pengujian untuk menunjukkan adanya hormon dalam jumlah kecil.
8) Iodine-131 (8 detik) *: banyak digunakan dalam mengobati kanker tiroid dan
dalam pencitraan tiroid, juga dalam diagnosis fungsi hati yang abnormal, ginjal
(ginjal) aliran darah dan obstruksi saluran kemih. Sebuah emitor gamma kuat,
tetapi digunakan untuk terapi beta.
9) Iridium-192 (74 detik): disertakan dalam bentuk kawat untuk digunakan
sebagai sumber radioterapi internal untuk pengobatan kanker (digunakan kemudian
dihapus).
10) IronBesi-59 (46 detik): digunakan dalam studi metabolisme besi dalam limpa.
11) Lead-212 (10.6 jam): digunakan dalam TAT untuk kanker, dengan produk
peluruhan Bi-212, Po-212, Tl-208.
12) Lutetium-177 (6.7 detik): Lu-177 semakin penting karena hanya memancarkan
gamma cukup untuk pencitraan sedangkan radiasi beta melakukan terapi pada kecil
(misalnya endokrin) tumor. setengah-hidup cukup lama untuk memungkinkan
persiapan yang canggih untuk digunakan. Hal ini biasanya dihasilkan oleh
aktivasi neutron dari target lutetium alam atau diperkaya-176.
13) Molibdenum-99 (66 jam) *: digunakan sebagai 'orang tua' dalam generator
untuk menghasilkan teknesium-99m.
14) Palladium-103 (17 detik): digunakan untuk membuat benih brachytherapy
implan permanen untuk kanker prostat tahap awal.
15) Fosfor-32 (14 detik): digunakan dalam pengobatan polisitemia vera
(kelebihan sel darah merah).
16) Kalium-42 (12 jam): digunakan untuk penentuan kalium tukar dalam aliran
darah koroner.
17) Renium-186 (3,8 detik): digunakan untuk menghilangkan rasa sakit pada kanker
tulang.
18) Renium-188 (17 jam): Digunakan untuk arteri koroner, menyinari dari balon
angioplasty.
19) Samarium-153 (47 jam): Sm-153 sangat efektif dalam mengurangi rasa sakit
kanker sekunder bersarang di tulang, dijual sebagai Quadramet. Juga sangat
efektif untuk prostat dan kanker payudara.
20) Selenium-75 (120 detik): digunakan dalam bentuk seleno-metionin untuk
mempelajari produksi enzim pencernaan.
21) Sodium-24 (15 jam): untuk studi elektrolit dalam tubuh.
22) Stronsium-89 (50 detik) *: sangat efektif dalam mengurangi rasa sakit
prostat dan kanker tulang.
23) Technetium-99m (6 jam): digunakan untuk gambar otot kerangka dan jantung
pada khususnya, tetapi juga untuk otak, tiroid, (perfusi dan ventilasi)
paru-paru, hati, limpa, ginjal (struktur dan tingkat filtrasi), kantung empedu,
tulang sumsum, ludah dan kelenjar lakrimal, kolam darah jantung, infeksi dan
banyak penelitian medis khusus. Diproduksi dari Mo-99 dalam generator.
24) Xenon-133 (5 detik) *: digunakan untuk paru-paru.
25) Iterbium-169 (32 detik): digunakan untuk studi cairan cerebrospinal di
otak.
26) Iterbium-177 (1,9 jam): nenek moyang Lu-177.
27) Yttrium-90 (64 jam) *: digunakan untuk brachytherapy kanker dan sebagai
silikat koloid untuk menghilangkan rasa sakit arthritis pada sendi sinovial
lebih besar. Tumbuh signifikan dalam terapi.
28) Radioisotop cesium, emas dan ruthenium juga digunakan dalam brachytherapy.
29) Karbon-11, Nitrogen-13, Oksigen-15, Fluorin-18: adalah positron emitter
digunakan dalam PET untuk mempelajari fisiologi otak dan patologi, khususnya
untuk pemisahan fokus epilepsi, dan demensia, psikiatri dan studi
neuropharmacology. Mereka juga memiliki peran penting dalam kardiologi F-18
dalam FGD (fluorodeoxyglucose) telah menjadi sangat penting dalam deteksi
kanker dan pemantauan kemajuan dalam pengobatan mereka, dengan menggunakan PET.
30) Cobalt-57 (272 detik): digunakan sebagai penanda untuk memperkirakan ukuran
organ dan untuk kit diagnostik in-vitro.
31) Tembaga-64 (13 jam): digunakan untuk mempelajari penyakit genetik yang
mempengaruhi metabolisme tembaga, seperti Wilson dan penyakit Menke, dan untuk
pencitraan PET tumor, dan terapi.
32) Tembaga-67 (2.6 detik): digunakan dalam terapi.
33) Fluor-18 sebagai FLT (fluorothymidine) miso,-F (fluoromisonidazole),
18F-kolin: digunakan untuk pelacak.
34) Gallium-67 (78 jam): digunakan untuk pencitraan tumor dan lokalisasi lesi
inflamasi (infeksi).
35) Gallium-68 (68 menit): positron emitor digunakan dalam PET dan unit PET-CT
Berasal dari germanium-68 dalam generator.
36) Germanium-68 (271 detik): digunakan sebagai 'orang tua' dalam generator
untuk menghasilkan Ga-68.
37) Indium-111 (2,8 detik): digunakan untuk studi diagnostik spesialis,
misalnya studi otak, infeksi dan studi usus transit.
38) IIodine-123 (13 jam): semakin digunakan untuk diagnosis fungsi tiroid, ini
adalah emitor gamma tanpa radiasi beta I-131.
39) Iodine-124: pelacak.
40) Krypton-81m (13 detik) dari Rubidium-81 (4,6 jam): gas Kr-81m dapat
menghasilkan gambar fungsi ventilasi paru, misalnya pada pasien asma, dan untuk
diagnosis awal penyakit paru-paru dan fungsi.
41) Rubidium-82 (1,26 menit): nyaman PET agen dalam pencitraan perfusi miokard.
42) Stronsium-82 (25 detik): digunakan sebagai 'orang tua' dalam generator
untuk menghasilkan Rb-82.
43) Talium-201 (73 jam): digunakan untuk mendiagnosa kondisi arteri koroner
jantung penyakit lain seperti kematian otot jantung dan untuk lokasi limfoma
tingkat rendah
B. Bidang Hidrologi.
1. Untuk menguji kecepatan aliran sungai atau aliran lumpur
Radioisotop ini dapat digunakan untuk mengukur debit air. Biasanya, radioisotop
natrium-24 (Na-24) digunakan dalam bentuk garam NaCl. Dalam penggunaannya,
garam ini dilarutkan ke dalam air atau lumpur yang akan diteliti debitnya. Pada
tempat atau jarak tertentu, intensitas radiasi diperiksa, sehingga rentang
waktu yang diperlukan untuk mencapai jarak tersebut dapat diketahui (Abdul
Jalil Amri Arma, 2009).
2. Untuk mendeteksi kebocoran pada pipa bawah tanah
Untuk mendeteksi kebocoran pada pipa-pipa yang ditanam di bawah tanah, biasanya
digunakan radioisotop Na-24 dalam bentuk garam NaCl atau Na2CO3. Radioisotop
Na-24 ini dapat memancarkan sinar gamma yang bisa dideteksi dengan menggunakan
alat pencacah radioaktif Geiger Counter. Untuk mendeteksi kebocoran pada pipa
air, garam yang mengandung radioisotop Na-24 dilarutkan kedalam air. Kemudian,
permukaan tanah di atas pipa air diperiksa dengan Geiger Counter. Intensitas
radiasi yang berlebihan menunjukkan adanya kebocoran. Radioisotop juga dapat
digunakan untuk menguji kebocoran sambungan logam pada pembuatan rangka pesawat
(Sutresna, 2007).
C. Bidang Biologis
Dalam bidang biologi, radioisotop dapat digunakan untuk mempelajari mekanisme
reaksi fotosintesis. Radioisotop ini, berupa karbon-14 (C-14) atau oksigen-18
(O-18). Keduanya dapat digunakan untuk mengetahui asal-usul atom oksigen (dari
CO2 atau dari H2O) yang akan membentuk senyawa glukosa atau oksigen yang
dihasilkan pada proses fotosintesis (Sutresna, 2007 dan Abdul Jalil Amri Arma,
2009).
6CO2 + 6H2O C6H12O6 + 6O2
Pengukuran Usia Bahan Organik
Radioisotop karbon-14, terbentuk di bagian atas atmosfer dari penembakan atom
nitrogen dengan neutron yang terbentuk oleh radiasi kosmik.
Karbon radioaktif tersebut di permukaan bumi sebagai karbon dioksida dalam
udara dan sebagai ion hidrogen karbonat di laut. Oleh karena itu karbon
radioaktif itu menyertai pertumbuhan melalui fotosintesis. Lama kelamaan
terdapat kesetimbangan antara karbon-14 yang diterima dan yang meluruh dalam
tumbuh-tumbuhan maupun hewan, sehingga mencapai 15,3 dis/menit gram karbon.
Keaktifan ini tetap dalam beberapa ribu tahun. Apabila organisme hidup mati,
pengambilan 14C terhenti dan keaktifan ini berkurang. Oleh karena itu umur
bahan yang mengandung karbon dapat diperkirakan dari pengukuran keaktifan
jenisnya dan waktu paruh 14C. ( 12 T = 5.730 tahun).
Kegunaan lain radioisotop dalam bidang biologi sebagai berikut
1) Mempelajari proses penyerapan air serta sirkulasinya di dalam batang
tumbuhan.
2) Mempelajari pengaruh unsur-unsur hara selain unsur-unsur N, P, dan K
terhadap perkembangan tumbuhan.
3) Memacu mutasi gen tumbuhan dalam upaya mendapatkan bibit unggul.
4) Mempelajari kesetimbangan dinamis.
5) Mempelajari reaksi pengeseran.
D. Bidang pertanian.
Aplikasi radioisotop “si pencari jejak” ini di bidang pertanian tidak kalah
menariknya. Radioisotop dapat digunakan untuk merunut gerakan pupuk di sekitar
tanaman setelah ditabur. Gerakan pupuk jenis fosfat, dari tanah sampai ke dalam
tumbuhan dapat ditelusuri dengan mencampurkan radioisotop fosfor-32 (P-32) ke
dalam senyawa fosfat di dalam pupuk. Dengan cara ini dapat diketahui pola
penyebaran pupuk dan efektifitas pemupukan.
1) Pemberantasan hama dengan teknik jantan mandul
Radiasi dapat mengakibatkan efek biologis, misalnya hama kubis. Di laboratorium
dibiakkan hama kubis dalam bentuk jumlah yang cukup banyak. Hama tersebut lalu
diradiasi sehingga serangga jantan menjadi mandul. Setelah itu hama dilepas di
daerah yang terserang hama. Diharapkan akan terjadi perkawinan antara hama
setempat dengan jantan mandul dilepas. Telur hasil perkawinan seperti itu tidak
akan menetas. Dengan demikian reproduksi hama tersebut terganggu dan akan
mengurangi populasi. (Abdul Jalil Amri Arma, 2009).
2) Pemuliaan tanaman
Pemuliaan tanaman atau pembentukan bibit unggul dapat dilakukan dengan
menggunakan radiasi. Misalnya pemuliaan padi, bibit padi diberi radiasi dengan
dosis yang bervariasi, dari dosis terkecil yang tidak membawa pengaruh hingga
dosis rendah yang mematikan. Biji yang sudah diradiasi itu kemudian disemaikan
dan ditaman berkelompok menurut ukuran dosis radiasinya.
Radioisotop ini digunakan untuk memicu terjadinya mutasi pada tanaman. Dari
proses mutasi ini diharapkan dapat diperoleh tanaman dengan sifat-sifat yang
menguntungkan, misalnya tanaman padi yang lebih tahan terhadap hama dan
memiliki tunas lebih banyak. Selain itu, radioisotop juga dapat digunakan untuk
memperpanjang masa simpan produk-produk pertanian (Sutresna, 2007).
3) Penyimpanan makanan
Kita mengetahui bahwa bahan makanan seperti kentang dan bawang jika disimpan
lama akan bertunas. Radiasi dapat menghambat pertumbuhan bahan-bahan seperti
itu. Jadi sebelum bahan tersebut di simpan diberi radiasi dengan dosis tertentu
sehingga tidak akan bertunas, dengan dernikian dapat disimpan lebih lama.
(Abdul Jalil Amri Arma, 2009).
4) Pemupukan
Untuk melaksanakan pemupukan pada waktu yang tepat, dapat digunakan nitrogen-15
(N-15). Pupuk yang mengandung N-15 dipantau dengan alat pencacah. Jika pencacah
tidak mendeteksi lagi adanya radiasi, berarti pupuk sudah sepenuhnya diserap
oleh tanaman. Pada saat itulah pemupukan berikutnya sebaiknya dilakukan. Dari
upaya ini akan diketahui jangka waktu pemupukan yang diperlukan dan sesuai
dengan usia tanaman (Sutresna, 2007).
E. Bidang Industri
Saat ini radioaktif digunakan oleh industri. Misalnya industri pupuk, atau
bahkan digunakan oleh perusahaan yang mencari sumber sumber baru minyak bumi
yang ada di perut bumi.
1. Pemeriksaan tanpa merusak.
Radiasi sinar gamma dapat digunakan untuk memeriksa cacat pada logam atau
sambungan las, yaitu dengan meronsen bahan tersebut. Tehnik ini berdasarkan
sifat bahwa semakin tebal bahan yang dilalui radiasi, maka intensitas radiasi
yang diteruskan makin berkurang, jadi dari gambar yang dibuat dapat terlihat
apakah logam merata atau ada bagian-bagian yang berongga didalamnya. Pada
bagian yang berongga itu film akan lebih hitam.
2. Mengontrol ketebalan bahan
Ketebalan produk yang berupa lembaran, seperti kertas film atau lempeng logam
dapat dikontrol dengan radiasi. Prinsipnya sama seperti diatas, bahwa
intensitas radiasi yang diteruskan bergantung pada ketebalan bahan yang
dilalui. Detektor radiasi dihubungkan dengan alat penekan. Jika lembaran
menjadi lebih tebal, maka intensitas radiasi yang diterima detektor akan
berkurang dan mekanisme alat akan mengatur penekanan lebih kuat sehingga
ketebalan dapat dipertahankan.
3. Pengawetan hahan
Radiasi juga telah banyak digunakan untuk mengawetkan bahan seperti kayu,
barang-barang seni dan lain-lain. Radiasi juga dapat menningkatkan mutu tekstil
karena inengubah struktur serat sehingga lebih kuat atau lebih baik mutu
penyerapan warnanya. Berbagai jenis makanan juga dapat diawetkan dengan dosis
yang aman sehingga dapat disimpan lebih lama. Radiasi sinar gamma dapat
dilakukan pada pengawetan makanan melalui dua cara:
a. Membasmi mikroorganisme, misalnya pada pengawetan rempah-rempah, seperti
merica, ketumbar, dan kemimiri.
b. Menghambat pertunasan, misalnya untuk pengawetan tanaman yang berkembang
biak dengan pembentukkan tunas, seperti kentang, bawang merah, jahe, dan
kunyit.
4. Meningkatkan mutu tekstil, contoh : mengubah struktur serat tekstil
5. Untuk mempelajari pengaruh oli dan aditif pada mesin selama mesin bekerja
Radioisotop sebagai pencari jejak dimanfaatkan di berbagai pengujian. Kebocoran
dan dinamika fluida di dalam pipa pengiriman gas maupun cairan dapat dideteksi
menggunakan radioisotop. Zat yang sama atau memiliki sifat yang sama dengan zat
yang dikirim diikutsertakan dalam pengiriman setelah ditandai dengan
radioisotop. Keberadaan radioisotop di luar jalur menunjukkan terjadinya
kebocoran. Keberadaan radioisotop ini dapat dicari jejaknya sambil bergerak
dengan cepat, sehingga pipa transmisi minyak atau gas bumi dengan panjang
ratusan bahkan ribuan km dapat dideteksi kebocorannya dalam waktu relatif
singkat. Radioisotop dapat digunakan pula untuk menguji kebocoran tangki
penyimpanan ataupun tangki reaksi. Pada pengujian ini biasanya digunakan
radioisotop dari jenis gas mulia yang inert (sulit bereaksi), misalnya
Xenon-133 (Xe-133) atau Argon-41 (Ar-41), agar tidak mempengaruhi zat atau
proses kimia yang terjadi di dalamnya. Di Pusat Radioisotop darn Radiofarmka
BATAN telah berhasil dibuat Argon-41 untuk perunut gas, Brom-82 dalam bentuk
KBr untuk perunut cairan berbasis air dan brom-82 dalam bentuk dibromo benzena
untuk perunut cairan organik. Selain itu juga radioisotope juga di gunakan utuk
pemeriksaan tanpa merusak, contoh : Memeriksa cacat pada logam, Mengontrol
ketebalan bahan, contoh : Kertas film, lempeng logam,Pengawetan bahan, contoh :
kayu, barang-barang seni, Meningkatkan mutu tekstil, contoh : mengubah struktur
serat tekstil. Untuk mempelajari pengaruh oli dan aditif pada mesin selama
mesin bekerja
Sebagai sumber tenaga listrik untuk PLTN
- untuk keperluan radiolabeling dan marker, misal
pada reaksi kimia dan biokimia
- untuk radiotracer, pada proses pemetaan sungai
bawah tanah, kebocoran pipa bawah tanah, dll
- untuk deteksi tubuh dengan sinar rontgen, CT
scan, dll
- untuk keperluan radiasi pada proses penemuan
bibit tanaman baru, sintesis bahan baru, dll
- untuk sterilisasi keperluan peralatan medis, dll
- untuk deteksi umur fosil atau benda sejarah
- untuk senjata bom nuklir
Reaksi inti mengahsilkan energi yang sangat besar. Pada pembangkit tenaga
nuklir (PLTN), energi inti digunakan untuk memanaskan air sehingga terbentuk
uapa. Kemudian, uap in digunakan untuk mengerakkan turbin. Peregerakan turbin
merupakan energi mekanik yang dapat memberi kemampuan generator untuk mengubah
energi mekanik tersebut menjadi energi listrik. Pada PLTN, reaksi inti
berlangsung terkendali di dalam suatu reaktor nuklir (Sutresna, 2007).
Radioaktif Sebagai Perunut.
Sebagai perunut, radoisotop ditambahkan ke dalam suatu sistem untuk mempelajari
sistem itu, baik sistem fisika, kimia maupun sistem biologi. Oleh karena
radioisotop mempunyai sifat kimia yang sama seperti isotop stabilnya, maka
radioisotop dapat digunakan untuk menandai suatu senyawa sehingga perpindahan
perubahan senyawa itu dapat dipantau.
F. Bidang Arkeologi
* Menentukan umur fosil dengan C-14 Radioisotop memiliki peran yang masih sulit
digantikan oleh metode lain. Radioisotop berperan dalam menentukan usia sebuah
fosil. Usia sebuah fosil dapat diketahui dari jejak radioisotop karbon-14.
Ketika makhluk hidup masih hidup, kandungan radioisotop karbon-14 dalam keadaan
konstan, sama dengan kandungan di atmosfer bumi yang terjaga konstan karena
pengaruh sinar kosmis pada sekitar 14 dpm ( disintegrations per minute) dalam 1
gram karbon. Hal ini dikarenakan makhluk hidup tersebut masih terlibat dalam
siklus karbon di alam. Namun, sejak makhluk hidup itu mati, dia tidak terlibat
lagi ke dalam siklus karbon di alam. Sebagai akibatnya, radioisotop karbon-14
yang memiliki waktu paro 5730 tahun mengalami peluruhan terus menerus. Usia
sebuah fosil dapat diketahui dari kandungan karbon-14 di dalamnya. Jika
kandungan tinggal separonya, maka dapat diketahui dia telah berusia 5730 tahun.
G. Bidang Pertambangan
Radioisotop memberikan manfaat besar pula di bidang pertambangan. Pada
pertambangan minyak bumi, radioisotop membantu mencari jejak air di dalam
lapisan batuan. Pada pengeboran minyak bumi biasanya hanya sebagian dari minyak
bumi yang dapat diambil dengan memanfaatkan tekanan dari dalam bumi. Jika
tekanan telah habis atau tidak cukup, diperlukan tekanan tambahan untuk
mempermudah pengambilannya.
Penambahan tekanan ini dapat dilakukan dencan cara membanjiri cekungan minyak
dengan air yang dikenal dengan flooding. Air disuntikkan ke dalamnya melalui
pengeboran sumur baru. Pada proses penyuntikan air ini perlu kepastian bahwa
air yang dimasukkan ke dalam lapisan batuan benar-benar masuk ke cekungan
minyak yang dikehendaki. Di sini lah radioisotop memainkan peran. Radioisotop
kobal-57, kobal-58 dan kobal-60 dalam bentuk ion komplek hexacyanocobaltate
merupakan solusinya. Ion ini akan bergerak bersama-sama dengan air suntikan
sehingga arah gerakan air tersebut dapat diketahui dengan mendeteksi keberadaan
radioisotop kobal tersebut. Radiosotop kobal-60 dalam bentuk hexacyanocobaltate
telah berhasil dibuat di Kawasan Puspiptek Serpong Tangerang dan siap untuk
didayagunakan.
Tritium radioaktif dan cobalt 60 digunakan untuk merunut alur-alur minyak bawah
tanah dan kemudian menentukan srategi yang paling baik untuk menyuntikkan air
ke dalam sumur-sumur. Hal ini akan memaksa keluar minyak yang tersisa di dalam
kantung-kantung yang sebelumnya belum terangkat. Berjuta-juta barrel tambahan
minyak mentah telah diperoleh dengan cara ini (Bangkit Sanjaya, 2009)
H. Bidang Penelitian Kimia
a. Teknik Perunut
Teknik perunut dapat dipakai untuk mempelajari mekanisme berbagai reaksi kimia.
Misal pada reaksi esterifikasi. Dengan oksigen-18 dapat diikuti reaksi antara
asam karboksilat dan alkohol.
Dari analisis spektroskopi massa, reaksi esterifikasi yang terjadi dapat
ditulis seperti berikut. (isotop oksigen-18 diberi warna).
Hasil analisis ini menunjukkan bahwa molekul air tidak mengandung oksigen-18.
Adapun jika O – 18 berada dalam alkohol maka reaksi yang terjadi seperti berikut.
b. Penggunaan isotop dalam bidang kimia analisis
Penggunaan isotop dalam analisis digunakan untuk menentukan unsur-unsur kelumit
dalam cuplikan. Analisis dengan radioisotop atau disebut radiometrik dapat
dilakukan dengan dua cara yaitu, sebagai berikut.
1) Analisis Pengeceran Isotop
Larutan yang akan dianalisis dan larutan standar ditambahkan sejumlah larutan
yang mengandung suatu spesi radioaktif. Kemudian zat tersebut dipisahkan dan
ditentukan aktivitasnya. Konsentrasi larutan yang dianalisis ditentukan dengan
membandingkannya dengan larutan standar.
2) Analisis Aktivasi Neutron (AAN)
Analisis aktivasi neutron dapat digunakan untuk menentukan unsur kelumit dalam
cuplikan yang berupa padatan. Misal untuk menentukan logam berat (Cd) dalam
sampel ikat laut. Sampel diiradiasi dengan neutron dalam reaktor sehingga
menjadi radioaktif. Salah satu radiasi yang dipancarkan adalah sinar ? .
Selanjutnya sampel dicacah dengan spektrometer gamma (? ) untuk menentukan
aktivitas dari unsur yang akan ditentukan.
Dalam bidang kimia, radioisotop dapat digunakan untuk mempelajari mekanisme
reaksi kimia, misalnya radioisotop oksigen-18 (O-18) digunakan untuk
mempelajari mekanisme reaksi esterifikasi. Berdasarkan penelitian diketahui
bahwa pada reaksi esterifikasi, atom O yang membentuk senyawa H2O berasal dari
asam karboksilat. Adapun atom O yang membentuk senyawa ester berasal dari
alkohol (Sutresna, 2007).
Radioisotop telah memberikan kontribusi pula di bidang penelitian kimia,
utamanya dalam menelusuri mekanisme reaksi. Radioisotop-radioisotop dari unsur
hidrogen, karbon, nitrogen dan sebagainya telah memainkan peran dalam
menjelaskan berbagai mekanisme reaksi pada reaksi-reaksi senyawa organik.
Radioisotop telah menemukan peran yang luas sebagai pencari jejak. Sampai saat
ini, ketangguhan radioisiotop belum tertandingi oleh pemain lain di bidang ini.
Di masa yang akan datang, kiprah radioisotop si pencari jejak ini tampaknya
akan semakin luas. Mudah mudahan manfaat-manfaat nyata tersebut akan membantu
mengikis citranya yang menyeramkan dan bahkan menakutkan.
C.Alat-Alat
Deteksi
a.
Pencacah Geiger (penghitung Geiger Muller)
b.
Kamar kabut Wilson (Geiger Chamber)
c.
Imulsi Film
d.
Detektor Sintilasi
Orang
mengenal radiasi radioaktif pertama kali melalui pelat foto, kemudian
berkembang menjadi alat deteksi emulsi fotografi. Perkembangan alat deteksi
tersebut kemudian disusul dengan detektor Geiger Muller yang memanfaatkan
ionisasai menjadi pulsa listrik.Kemudian alat ini berkembang menjadi tabung
ionisasi dan tabung detector proporsional. Dengan ditemukannya bahan-bahan
sintilasi, yaitu bahan yang jika ditembus radiasi akan memancarkan cahaya,
timbul adanya detektor sintilasi. Pada dasarnya sistem peralatan deteksi
radiasi dapat digolongkan menjadi dua bagian utama, bagian pertama adalah
transduser yang disebut detektor, yaitu berupa alat yang mengubah radiasi
radioaktif menjadi sinyal elektris. bagian kedua berupa alat elektronik yang
mampu memperkuat dan memproses sinyal listrik menjadi besaran yang diamati. Detektor
tabung ionisasi, tabung proporsional dan tabung Geiger Muller merupakan alat
yang sejenis. Semuanya memiliki bentuk dasar yang sama serta mempergunakan
ruang tertutup yang berisi gas atau campuran gas, dilengkapi dengan anoda dan
katoda dengan bentuk sedemikian rupa, sehingga medan listrik memungkinkan
terjadi ionisasi secara effisien.Jadi, semua memanfaatkan ionisasi menjadi
pulsa listrik. Detektor sintilasi mempergunakan dasar penyeleksianyang sangat
berbeda dengan jenis tabung Geiger Muller. Detektor sintilasi memanfaatkan
cahaya yang timbul pada interaksi radiasi, sehingga memerlukan bahan yang
mengeluarkan cahaya jika kena radiasi, seperti pada layar CRO atau layar
televisi.bahan yang demikian itu disebut sintilator. Sintilator mempunyai sifat
bahwa intensitas cahaya yang tinmbul sebanding dengan energi radiasi yang
mengenainya, sehingga sangat menguntungkan jika digunakan untuk mengukur energi
radiasi.
TABUNG DETEKTOR GEIGER MULLER (GM)
Detektor
GM bekerja pada tegangan yang sangat tinggi, yaitu 1000volt - 1400volt.
Detektor ini menghasilkan sebuah pulsa listrik dari setiap partikel tunggal
yang datang padanya., dan tidak tergantung pada energi radiasi.Biasanya
detektor ini digunakan untuk mendeteksi sinar gamma (yang madah menembus
dinding tabung) namun sinar betapapun dapat dideteksi, yaitu melalui jendela
ujung yang biasanya terbuat dari mika yang sangattipis agar dinar beta dapat
menembusnya. Sinar gamma yang
menembus dinding (katoda) menyebabkan atom gas terionisasi, sehingga ada
elektron yang keluar dari ikatan atomnya, kemudian menumbuk anoda sehingga
terjadi pulsa listrik yang kemudian diperkuet dan dicatat pada alat pencatat
(scaler). Dengan demikian untuk sinar beta, akan menjadi ionisasi. Ion negatif
menuju anoda sebagai pulsa listrik dan seterusnya.
TABUNG SINTILASI
Setiap
partikel radiasi didalam sintilator menghasilkan satu puksa cahaya. Radiasi
yang datang pada sintilator akan menimbulkan foton, akibat dari eksitasi atom
gas. Foton ini kemudian diteruskan ke bagian-bagian photomultiplier yang dalamnya
terdapat dynode-dynode yang berurutan yang diberi tegangan satu lebih tinggi.
Foton tersebut menumbuk dynoda sehingga menghasilkan foto elektron. Foto
elektron tersebut kemudian menumbuk dynoda berikutnya dan akhirnya terjadi
elektron sekunder, sehingga didapatkan elektron berlipat ganda. Elektron ini
dipergunakan untuk pengukuran energi radiasi (sopektrometeri energi) ukuran
pulsa-pulsa listrik yang terjadi sebanding dengan energi radiasi dan jumlah
pulsa sebanding dengan jumlah partikel radiasi.
KAMAR KABUT WILSON
Uap
(alkohol) jenuh diembunkan pada ion-ion udara yang ditimbulkan oleh radiasi.
Akibatnya, terlihat garis putih dari tetesan-tetesan zat cair yang sangat
kecil, yang merupakan jejal lintasan dalam kamar tersebut, asal diterangi
dengan tepat. Perlu dicatat, bahwa yang kita lihat hanyalah jejak lintasan,
bukan radiasi yang menimbulkan ionisasi.
terdapat
tiga jenis kamar kabut yaitu :
-Expansion
cloud chamber (kamar kabut pemuaian)
-Diffusion
cloud chamber (kamar kabut diffusi)
-Bubble
chamber (kamar gelembung)
pada
bubble chamber radiasi yang mengionkan akan mennggalkan jejak berupa
gelembung-gelembung didalam hidrogen cair. Pada sistem ini perkiraan massa dan
kelanjutannya dapat diperoleh, berdasarkan hukum kekekalan energi dan momentum.
EMULSI FILM
Garis-garis
sinar dari ketiga jenis radiasi, dapat juga dipelajari pada film fotografi.
Emulsi film foto, dapat mengurangi jangkauan partikel alpha sekitar 0,002mm dan
bahkan garis lintasan partikel beta, hanya sekitar 1 mm. Karena itu, harus menggunakan
mikroskop untuk mengamatinya. Emulsi nuklir yang khusus, digunakan untuk maksud
ini. Emulsi tersebut lebih tebal dari biasanya dan mempunyai kepekaan
butir-butir perak bromida yang lebih tinggi. Metoda ini mempunyai keuntungan
karena secara otomatis diperoleh rekaman yang permanen dari gejala yang
dipelajari.
BAB III
PENUTUPAN
A.Kesimpulan
Zat radioaktif dan radioisotop berperan
besar dalam ilmu kedokteran yaitu untuk mendeteksi berbagai penyakit, diagnosa
penyakit yang penting antara lain tumor ganas. Kemajuan teknologi dengan
ditemukannya zat radioaktif dan radioisotop memudahkan aktifitas manusia dalam
berbagai bidang kehidupan.
B.Saran
1. Masalah
zat radioaktif dan radioisotop hendaknya tidak ditafsirkan sebagai satu
fenomena yang menakutkan.
2. Penerapan
dalam diagnosa berbagai penyakit hendaknya memikirkan efek-efek yang akan
ditimbulkan.
3. Diharapkan
penggunaan zat radioaktif dan radioisotop ini untuk kemakmuran dan
kesejahteraan umat manusia.
DAFTAR PUSTAKA
http://www.sanctaursula-jkt.sch.id/websiswi/12ipa3/12ipa3_30_adelia/situsku/kegunaan.html
http://ingebinzoez.wordpress.com/radioaktif/
http://elangbiru3004.blogspot.com/2010/08/pemanfaatan-material-radioaktif.html
http://www.infonuklir.com/readmore/read/iptek_nuklir/teknologi_pengolaan_limbah/16ets1-1/Limbah%20Radioakktif
http://komikfisika.blogspot.com/2011/01/radioaktivitas.html
http://www.scribd.com/doc/35281400/penggunaan-bahan-radioaktif